- Diposting oleh : SMP Santa Maria Bandung
- pada tanggal : Desember 08, 2025
Pendidikan : Senjata Memanusiakan Manusia
Ditulis oleh: F.X. Dwi Pamungkas, S.Pd.

Perlu kita sadari, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sangat berbeda dan memiliki keunikan dari pada mahluk ciptaan Tuhan yang lain. Menurut beberapa filsuf, mereka mendefinisikan manusia secara berbeda-beda. Aristoteles mendefinisikan manusia sebagai Zoon Politicon, yaitu makhluk sosial yang secara alami hidup berkelompok dan membutuhkan interaksi dengan sesamanya untuk bertahan hidup. Ia adalah makhluk politik yang memiliki kecenderungan untuk membentuk komunitas dan negara.
Berbeda pendapat dari filsuf lain yaitu Socrates dan Plato. Mereka mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang sentral, yang mampu mengatur dirinya sendiri, alam, dan membuat aturan. Plato menambahkan bahwa jiwa manusia ada sebelum tubuh jasmaninya lahir dan memandang gagasan-gagasan.
Adapun pendapat lain yang berbeda dari tokoh yang bernama Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Ghazali. Mereka mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang terdiri dari gabungan dua unsur yang menyatu: jasmani dan rohani. Mereka membaginya menjadi tiga jenis jiwa: nabatiyah, hayawaniyah, dan insaniyah.
Definisi-definisi di atas sangat menggambarkan manusia secara gamblang. Jika kita melihat definisi di atas, ada benarnya juga dengan korelasi kehidupan kita sehari-hari dengan melihat diri kita masing-masing sebagai manusia itu sendiri. Adapun dapat disimpulkan bahwa definisi manusia melihat dari 3 aspek yaitu manusia sebagai makhluk bersosial, berakal, dan berbudi.Seperti yang kita ketahui, masih banyak sekali di Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan dengan layak, terutama di daerah 3 T. Dengan belum mendapatkannya pendidikan yang layak, tentu saja belum dapat menjamin untuk menjadi manusia yang dapat bersosial, berakal, dan berbudi dengan baik dan benar. Tidak hanya itu, bagi mereka yang sudah memperoleh pendidikan dengan layak pun belum tentu menjamin dapat memiliki jiwa sosial, intelektual, dan adab yang baik dan benar. Contoh saja, para pejabat pemerintahan yang masih terjerat kasus korupsi dan sebagainya. Sungguh kiranya itu menjadi ironi di negeri kita yang mana masih menjadi PR kita bersama untuk menyeimbangkan manusia agar dapat menjadi pribadi yang bersosial, berakal, dan berbudi yang ketiganya dapat berjalan beriringan satu sama lain dan saling melengkapi.
Melihat permasalahan di atas, hanya pendidikanlah yang dapat memperbaiki semuanya itu. Peran Pendidikan sangatlah berpengaruh secara signifikan untuk membentuk pribadi manusia yang semakin dapat menjadi manusia. Hal itu selaras dengan apa yang dipikirkan oleh pendiri kampus Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yaitu Romo Driyarkara, S.J. Mendiang memiliki tujuan amat penting dalam sejarahnya membangun kampus tersebut dengan motto “Cerdas dan Humanis” . Mendiang mengatakan bahwa sejatinya pendidikan adalah senjata untuk memanusiakan manusia. Apa artinya? Jika kita mencari maknanya lebih dalam dapat kita artikan seperti yang telah dikatakan oleh Tan Malaka yang mengatakan bahwa “Pendidikan seharusnya untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan.” Apa artinya lagi? Manusia tanpa pendidikan dapat dikatakan ia bisa menjadi liar seperti binatang liar yang tidak di latih dalam pertunjukkan sirkus. Ia akan sangat bodoh jika tidak belajar tentang banyak hal pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, inilah pentingnya pendidikan, manusia dimanusiakan melalui pendidikan agar ia menjadi pribadi yang semakin menjadi manusia sejati yaitu yang bersosial, berakal, dan berbudi.Manusia berhak memperoleh pendidikan yang layak, baik secara formal, maupun non formal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan tidak harus selalu di sekolah, karena sejatinya penerapan pendidikan akan terjadi di luar sekolah. Pendidikan memiliki tujuan juga untuk manusianya itu sendiri yaitu agar ia dapat memecahkan masalah kehidupan demi kelangsungan hidupnya sendiri. Dengan pendidikan pula, ia semakin menjadi manusia sejati, memanusiakan dirinya sendiri, memanusiakan sesamanya, menjaga dan merawat lingkungannya.
Sumber :
- .https://oll.libertyfund.org/quotes/aristotle-insists-that-man-is-either-a-political-animal-the-natural-state-or-an-outcast-like-a-bird-which-flies-alone-4thc-bc
- https://www.scribd.com/document/540365754/Kel-3-Pandangan-Filsafat-dan-Ilmu-Pengetahuan-tentang-Manusia
- https://lsfdiscourse.org/pandangan-filosofis-tentang-manusia/

